Breaking News

Jumat, 12 Oktober 2012

Alasan kenapa harus migrasi dari windows ke linux

    Ternyata, kebanyakan SEBAGIAN BESAR pengguna komputer tidak tahu kalau software-software di komputernya adalah sebuah produk usaha dan bernilai jual (tidak bisa dijual sih) seperti halnya kaset-kaset lagu. Mereka juga tidak tahu bahwa mereka sebenarnya melanggar HUKUM dan tidak punya HAK menggunakan software-software tersebut. Mereka bisa ditindak PIDANA.




Tapi bila anda adalah pengguna Windows ASLI (oh, saya tulis besar-besar yah?), itu BAGUS. Anda pecinta Windows? BAGUS. Apakah saya anti produk Microsoft? Ini pertanyaan bodoh. Sungguh, kalau saya mampu membeli Windows asli (sebagai kebutuhan sekunder), pasti saya akan membelinya. Saya juga sangat mencintai Windows, karena Windowslah (bajakan) yang pertama membimbing saya. Terima kasih untuk Pak Bill Gates untuk Windowsnya yang hebat. Terima kasih juga untuk Linus Torvalds untuk Linuxnya yang luar biasa. Bagi saya kedua Operasi Sistem adalah sama, sama-sama untuk komputer, sama-sama punya banyak kelebihan, sama-sama punya banyak kelemahan. Tapi saya akan membahas variabel-variabel yang lebih sempit. Perbedaan mendasar di antara keduanya yang mana kebanyakan dari kita tidak mau tahu tentang hal itu. Kita mengambil yang termudah. Meski punya banyak kelemahan, saya selalu kagum pada para pembuatnya dan berpikir mengapa bukan saya yang membuat hal seperti itu (weleh, saya mah telat lahir). Tapi saya BERSYUKUR saya sudah sadar mengenai hal ini. Semoga anda juga sadar setelah membaca tulisan tidak bermutu ini. Saya terlalu banyak basa-basi, jadi langsung saja.
FREE

Kue-kue yang tidak dijual.

Windows adalah sebuah produk komersial sedangkan Linux adalah gratis. Linux terlindung di bawah lisensi GPL (General Public License). Linux dikembangkan oleh Linus agar bisa dipakai sebagai OS yang bisa ia modifikasi sesukanya selayaknya sebuah program biasa. Linux yang berbentuk kernel ini kemudian disebarkan di Internet dan memperbolehkan orang lain mengembangkan. Akhirnya Linux menjadi gratis. Ditambah lagi hampir semua software yang berjalan di atas Linux, juga bernaung di bawah GPL. Apa itu GPL? GPL adalah lisensi yang memperbolehkan kita mencopy, menyebarluaskan, memodifikasi, kemudian menyebarluaskan, tanpa mengubah attribut pembuat. Lebih lanjut, jelajah internet untuk baca lisensinya yang lengkap.
Jadi, tidak seperti Windows yang dilisensi untuk dagang, Linux bebas kita copy. Tapi beberapa distro Linux dikomersialkan. Jangan takut, masih banyak yang lain. Saya berani bertaruh anda tidak akan tersentuh hukum bila mencopy Linux, bahkan bila sampai ribuan copy. Tidak akan ada bedanya. Apakah anda belum tertarik sampai di sini? Mengapa anda lebih suka pakai bajakan? Pasti menyakitkan ketika anda mendesain sebuah kaos kaki lalu mematenkan tapi kemudian melihat orang lain menggunakan desain anda seenak jidat tanpa membayar royalti. Desain anda inovatif, tapi patennya dilanggar orang lain. Sedih ya? Jangan membuat Pak Bill Gates bersedih.


Oke, kita analogikan OS itu adalah sebuah kue. Kue yang sama-sama enak, juga sama-sama ada kekurangannya. Kue A dijual dengan harga Rp. 500. Sedang anda membaca papan kecil di sebelah Kue B, Gratis. Bila anda membeli kue A, anda tidak boleh membagi secuil pun ke teman anda, sesuai perjanjian, maka anda akan terkesan pelit. Bila anda membeli (bukan, tapi mengambil) kue B, anda boleh membagi kue tersebut kepada teman anda. Bahkan, anda bisa memfotokopi kue tersebut menjadi banyak, kemudian membagikan kepada orang banyak. Anda akan dikenal dermawan. Nah, manakah yang akan anda pilih? Jangan munafik, kita selalu suka yang gratis-gratis.


Software-software di atas linux juga selalu gratis. Anda tidak akan menemukan cara instalasi khas Windows. Serial Number dan KeyGen. Kebanyakan orang tidak tahu bahwa kedua istilah ini adalah jalan menuju pembajakan. Setiap mereka menginstall aplikasi, mereka menulis SN dengan hati-hati, kemudian proses instalasi boleh dilanjutkan. Anda tidak akan menemukan hal seperti ini di Linux. Serial Number adalah kode yang diberikan kepada pembeli software untuk verifikasi bahwa pembeli tersebut memang punya hak untuk menginstall aplikasi tersebut di komputernya. SN di sekeliling kita ini adalah SN yang disebarluaskan dan SN yang algoritma kodenya sudah pernah dipecahkan, yakni dengan program kecil bernama keygen (key generator). Sekali lagi anda tidak akan menemukan hal seperti ini di Linux, karena semua aplikasi GPL di Linux adalah gratis. Penghalang instalasi hanyalah pertanyaan tentang apakah anda menyetujui lisensi GPL dan pertanyaan teknis software, itupun sangat jarang.


Gratis itu tidak selalu murahan dan tidak berkualitas. Baca dulu sampai selesai.


OPEN SOURCE

Resep-resep rahasia si Kue

Windows adalah software sumber tertutup sedangkan Linux adalah software sumber terbuka. Sumber? Maksud di sini adalah source code atau kode-kode asal program atau software. Bagi yang belum tahu, setiap program atau software komputer, dibuat di atas sebuah bahasa pemrograman, yaitu bahasa perantara antara bahasa manusia dan bahasa mesin komputer (biner), kemudian dikompilasi menjadi sebuah program yang bisa dieksekusi. Kalau anda melihat bahasa kode macam ini, pasti otak anda njelimet (kecuali anda programmer, salut). Nah, kode-kode inilah yang dimaksudkan terbuka. Microsoft menutup rapat-rapat source code mereka karena itu merupakan rahasia dagang, milik perusahaan. Tapi siapapun bisa mendapatkan source code Linux.


Memangnya kenapa dengan kode-kode itu?


Wadoooh…. Inilah kehebatan Linux. Karena kode-kodenya bisa diketahui siapa saja, maka siapa pun bisa memodifikasi dan yang lebih penting lagi, mengembangkan. Ada ribuan programmer yang berdedikasi untuk Linux dan itulah sebabnya Linux berkembang sangat pesat. Sekali lagi, di bawah lisensi GPL, Anda bisa memodifikasi dan mengembangkan Linux untuk kebutuhan anda, bisa juga kemudian menjualnya. Anda bisa meremaster (membuat ulang) sebuah distro Linux, memasukkan logo sekolah atau organisasi, dan mengubah hal-hal lain. Kemudian anda bilang., “Weks, ini loh, distro Linux sekolahku”. Bodoh ya? Tapi itu menyenangkan. Anda harus menyertakan informasi mengenai pembuat awalnya. Itu sebabnya Linux terpecah menjadi banyak distribusi, dikenal dengan Distro. Anda bebas memilih yang mana, tergantung kebutuhan.


Kita pake analogi lagi. Kue A ternyata banyak yang makan, karena ada orang yang membagikannya dengan diam-diam. Si pembuat kue A marah, tapi senang karena terkenal dan menjaga rapat-rapat rahasia resep kuenya. Sedangkan pembuat kue B, menempelkan selembar kertas di setiap tiang listrik di jalanan. Isi kertas itu adalah resep kue B yang seenak kue A. Nah, siapapun bisa membuat kue seperti kue B, mengurangkan garam, menambahkan gula. Kue B semakin enak, lebih dari kue A. Ada rasa coklat, vanila, buah, sampai bawang. Variasinya lengkap. Nah, kue manakah yang akan anda pilih?
AMAN

Ini Kue kesukaan Hacker! Virus? No.

Windows tidak aman sedang Linux itu aman. Aman dari apa? Di dunia internet (khususnya server), keamanan adalah nomor satu. Pemilik server selalu wanti-wanti akan serangan Hacker. Hacker adalah maniak komputer yang pintar. Kebanyakan orang memandang hacker itu buruk padahal tidak begitu, meski banyak hacker menerobos server orang lain. Nah, di sinilah linux mendominasi. Dari seluruh dunia, lebih dari 50% server menggunakan Linux. Karena apa? Aman. Saya tidak bilang server linux tidak bisa ditembus. Tapi setidaknya jauh lebih sulit ditembus dari pada server dengan Windows, tergantung Adminnya, si pengurus server. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa server Windows paling sering menjadi bulan-bulanan para hacker, sebagai pemanasan sebelum menerobos system server varian UNIX/Linux.

Apa hubungannya? Saya cuma pengguna komputer pentium 3 di kamar saya, bukan sebuah server. Nah, disinilah perbedaan yang menguntungkan kita jika menggunakan Linux.
Kita tahu bahwa virus komputer yang selama ini mengganggu kita adalah buatan para hacker. Nah, kita juga tahu bahwa Linux adalah Operating System kesukaan para hacker. Buat apa orang yang suka kue donat menaruh racun di donat yang ingin ia makan saat itu juga? Setidaknya itulah analisis saya mengapa hampir tidak ada virus untuk Linux. Alasan lain adalah karena struktur sistem Linux sangat berbeda dengan Windows. Virus Windows TIDAK MEMPAN untuk Linux. Dalam Linux dikenal aturan permission. Anda ingin menginstall Counter Strike di Linux. Sistem akan bertanya : Apakah anda punya hak?
Ini sebuah perlindungan. Dalam Linux, dikenal user super dan user biasa. User di sini maksudnya account pengguna. User super disebut juga root, adalah user yang berhak mengutak-atik sistem seenak udelnya dan dia bertanggung jawab atas kelangsungan hidup sistem. User biasa ya user biasa, hanya berhak menggunakan aplikasi yang sudah diinstall dan mengelola filenya sendiri. Definisi ini sangat kental di server dan jaringan. Di desktop agak lunak. Anda sendirilah root. Siapa user biasa? Anda sendiri. Jadi kalau ada virus yang mau masuk, ia akan di tanya ‘Apakah anda punya hak?’. Kalau anda mau virus itu aktif, anda harus menjalankannya sebagai root (ini mah bodoh namanya). Itulah sebabnya mengapa semua virus Windows tidak mempan di Linux. Lagi pula virus Windows dikompilasi untuk Windows, bukan Linux.

Tidak ada komentar:

Designed By Team IT Galeri Internet Support By Pemda Sinjai